Jumat, 03 Februari 2012

Dimasa sekarang kita sudah tau jaringan tanpa kabel yaitu Wireless,sekarang untuk akses jaringan ini kita memerlukan perangkat keras berupa Akses point, WLAN, dan juga USB wi-fi yang bekerja pada frekwensi 2,4 Ghz.. dan apabila kos-kosan kita dekat area hotspot kita hanya memerlukan salah satu perangkat keras diatas, kl kos-kosan kita jauh gimana yah??,, sekarang kita membahas tentang cara membuat antena wajan bolic yang sekarang lagi naik daun. Antena wajan bolic bertujuan untuk memperhemat dana dari pada membeli antena grid atau yagi yang mahal itu, tapi bisa juga sih antena wajan bolic dibuat untuk mecrack keamanan ISP.kekeke langsung saja kita ke topik permasalahan yaitu :
- persiapan : Penggaris, Solder, Bor, gergaji
- bahan : USB Wi-fi, Wajan, Pipa 3 dim, Dop 3 dim 2 pasang, Alumunium Foil, Mur dan Baut, Double tape, Lakban, kabel UTP 15 m, Kabel USB
sekarang kita mulai pembuatannya,
pertama-tama wajan kita ukur panjang diameternya, setelah itu ukur kedalaman wajan.. kemudian kita hitung untuk mengetahui batas feeder pada pipa
Rumus untuk feeder :f = D^2 / (16*d)
keterangan wajan
setelah kita mengetahui batas feeder pada pipa kita memulai melubangi wajan dengan Bor untuk menempelkan Dop pipa nantinya dengan baut dan mur, pada pipanya kita lubangi yang dimana nantinya kita memasang USB wi-fi nya, untuk rumus melubangi pipa dan tinggi USB Wifi

setelah kita sudah mengikuti langkah-langkah tersebut maka kita mulai memasang Alumunium Foil pada Pipa dengan ketentuan batas feeder bebas alumunium foil.. dan jangan lupa dop satunya dikasih alumunium foil juga pada dasarnya, nah setelah selesai pemasangan alumunium foil maka kita lanjutkan dengan pemasangan pipa ke wajan ^_^ setelah itu langkah terakhir pada kabel UTP kita modifikasi dengan kabel USB, untuk modifikasi kabel dapat dilihat pada gambar
Kabel USB
kabel UTP
Modifikasi
modifikasi kabel selesai trus tinggal pasang deh ^_^
hasilnya akan seperti ini kira-kira.hehe
Hasil

Selasa, 31 Januari 2012

Resistor
Jenis Resistor
Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω.
Fungsi dari Resistor adalah :
1. Sebagai pembagi arus
2. Sebagai penurun tegangan
3. Sebagai pembagi tegangan
4. Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.
Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu :
1. Fixed Resistor
2. Variable Resistor
3. Resistor Non Linier
:
:
:
Yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.
Yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.
Yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.
Resistor Tetap (Fixed)
Secara fisik bentuk resistor tetap adalah sebagai berikut :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.
2.
3.
Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.
Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor tersebut.
Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai daya-nya dibandingkan resistor dari bahan carbon.
Resistor Variabel
1. Trimpot : Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah dengan mengunakan obeng.
2. Potensio :
Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah langsung mengunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara memutar poros engkol atau mengeser kenop untuk potensio geser.
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Trimpot :
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Potensio :
Bentuk resistor non linier misalnya PTC, LDR dan NTC

PTC : Positive Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin besar nilai hambatannya.

NTC : Negative Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin kecil nilai hambatannya.

LDR : Light Dependent Resistor
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Makin besar intensitas cahaya yang mengenainya makin kecil nilai hambatannya.
Simbol dari fixed resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Tetap
Standar AS dan Jepang Eropa
Simbol dari variable resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Variabel
Standar AS dan Jepang Eropa
Simbol dari resistor non linier adalah sebagai berikut :
Resistor Non Linier
Jenis LDR NTC PTC

Membuat Kabel Jaringan Dengan Kabel UTP dan Connector RJ-45

Kabel Network terdiri atas 2 jenis yaitu Straight-through Cable (Kabel Straight) dan Crossover Cable (Kabel Cross). Tujuan dan penggunaannya sama, hanya berbeda pada orientasinya saja, Straight Cable digunakan untuk menghubungkan beberapa client dengan menggunakan bantuan hub atau switch sebagai network manager. Sedangkan Crossover Cable, dapat digunakan untuk menghubungkan 2 unit client secara langsung, ataupun menghubungkan single computer dengan router.

alat dan bahan :

UTP Cable
  
Pastikan jenisnya CAT5 atau CAT6 yang merupakan standar internasional. Untuk informasi lengkap tentang kabel UTP dapat dilihat pada artikel di sini.


Konektor RJ-45

RJ merupakan singkatan dari (Registered Jack). Untuk kabel telepon biasanya menggunakan RJ-11, dan untuk kabel network tipenya RJ45.


Crimping Tool

Berfungsi sebagai alat menyatukan dan menjepit kabel dengan konektor RJ, selain juga bisa dipakai untuk memotong kabel.


Cutter (Optional)

Digunakan untuk memotong dan merapikan kabel agar lebih mudah dimasukkan kedalam lubang connector RJ-45.


Cable Tester
 
Berfungsi untuk mengetes apakah kabel sudah dirakit berfungsi dengan benar. Tanpa ini, kita akan sedikit repot untuk mengetesnya langsung pada instalasi jaringan.


Merakit Kabel dan Mengujinya


1. Siapkan kabel UTP sepanjang yang kita ingin gunakan misalnya 10 meter, atau lebih dengan catatan: panjang maksimum disarankan tidak lebih dari 100 meter karena semakin jauh jaraknya, maka tingkat LOS (Loss of Signal) akan semakin tinggi


2. Ukur sekitar 1 cm dari ujung kabel dan potonglah bagian luar dari kabel perlahan secara memutar. Dalam proses ini berhati-hatilah karena kesalahan sedikit saja dapat membuat kabel kabel tipis 8 warna yang ada dibagian dalam kabel dapat putus, yang berarti kita harus mengulang lagi untuk memotong bagian luarnya


3. Setelah bagian luarnya kita potong, susunlah kabel-kabel warna warni tersebut dengan urutan sebagai berikut:


Urutan kabel pada Straight-through Cable sama untuk kedua ujungnya dengan urutan [Putih Orange - Orange - Putih Hijau - Biru - Putih Biru - Hijau - Putih Coklat - Coklat] lihat gambar berikut ini:





sedangkan pada Crossover Cable, ujung yang satu memiliki urutan yang berbeda, [Putih Orange - Orange - Putih Hijau - Biru - Putih Biru - Hijau - Putih Coklat - Coklat] dan pada ujung yang satu lagi, [Putih Hijau - Hijau - Putih Orange - Biru - Putih Biru - Orange - Putih Coklat - Coklat] untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:



4. Setelah menyusunnya dengan rapi dan memastikan kalau ujung dari semua kabel rata (untuk memudahkan ketika memasukkannya kedalam konektor RJ-45, potonglah jika semua ujung belum rata), ambil konektor RJ-45-nya kemudian masukkan semua ujung kabel yang telah di susun dengan hati – hati kedalam lubang yang terdapat pada konektor RJ-45 tersebut. Pastikan semua kabel rata pada tiap ujung lempengan yang ada di dalam port. Karena satu saja dari kaki-kaki kabel tidak menyentuh pada lempengan tersebut maka kabel tidak akan berfungsi.


5. Kemudian, masukkanlah konektor RJ-45 yang telah disatukan dengan kabel tersebut padaCrimping Tool dan tekan dengan penekanan yang cukup kuat, dan tahan beberapa detik untuk memastikan kaki pengunci pada konektor telah mengunci kabel dengan baik sehingga tidak goyang atau lepas. Lakukan hal yang sama pada ujung satu lagi.



6. Jika telah selesai, sekarang kita akan menggunakan network cable tester untuk menguji apakah kabel kita telah berfungsi dengan baik. Masukkan kedua ujung konektor pada masing – masing port untuk RJ-45 pada tester, kemudian hidupkan testernya, perhatikan kedua bagian lampu indikator (yang biasanya masing-masing berjumlah 8 lampu plus 1 lampu indikator untuk grounding). Jika kabel dalam status yang bagus, lampu-lampu tersebut akan hidup berurutan sesuai dengan urutan nomornya (kecuali jika sedang menguji kabel cross dimana urutannya berbeda – lihat langkah #3).



7. Jika semua langkah tidak menemui masalah/berjalan dengan baik maka proses pembuatan/perakitan kabel jaringan telah selesai dan siap digunakan.
 

Dioda Beserta Fungsinya

Secara umum semua diode memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang sama. Macam-macam diode pada dasarnya terbentuk oleh sambungan PN yang secara fisik diode dikenali melalui nama elektrodenya yang khas yaitu : anode dan katode. Diodedibedakan menurut fungsinya, disini dalam refresentasi simbolik dilukiskan secara berbeda demikian pula karakteristiknya.
Rectifier Diode :  berfungsi sebagai penyearah
Rectifier Diode
RECTIFIER DIODE
Zener Diode : berfungsi sebagai regulator
Zener Diode
ZENER DIODE
LED : berfungsi sebagai indikator dan display
LED Diode
LED DIODE
Foto Diode : berfungsi sebagai sensor cahaya
Foto Diode
FOTO DIODE
Schothly Diode : berfungsi sebagai saklar kecepatan tinggi
Schothly Diode
SCHOTHLY DIODE
Tunnel Diode : berfungsi sebagai osilator
Tunnel Diode
TUNNEL DIODE
Varaktor Diode : berfungsi sebagai pengganti variable kapasitor
Varaktor Diode
VARAKTOR DIODE

Minggu, 29 Januari 2012